Salam kawan!
Dua kata, dua arti, satu cerita,
itu adalah maha bhakti. Di awali dengan berkumpulnya anak kelas 1 dari mulai
kelas A-G, dari yang males sampai semangat mengikutinya. Belasan sangga yang
berkumpul di lapangan baru-nya mansa, telah berbaris rapi. Mengenakan atribut
rapi. Baret, Hasduk,sepatu plus kaos kaki hitam, dan taser. Kepurun sudah
menunggu kami, para anggota pramuka Alibasyah dan Ratnaningsih. Setelah
Registrasi lalu berfoto saatnya upacara dimulai. Dan hari itu cuaca sangat
bergembira.
Perjalanan yang melelahkan,
menaikki sebuah mikrolet dengan AC yang berbeda, dan berujung di Balai Desa.
Disana, di balai desa, kamu berkumpul. Berjejer rapi menunggu antrian
perjalanan bhakti. Hari itu memang melelahkan dan juga akan melelahkan untuk 4
hari esok. Icha, temen sebangku dan nadia sudah duluan pergi meninggalkan
sangga nya, ya memang mereka Biro. Giliran sangga kami, Perintis D. kami
berjalan jauh melalui tanjakan yang melelahkan, seribu keluhan sudah
dilontarkan. Aku dan alip teman setia sanggaku adalah teman sambatku, bercerita
banyak hingga aku tak sadar kelelahanku. Bukan hanya berjalan, melainkan
membawa dua ransel yang isinya lumayan berat, benar-benar melelahkan kawan.
Tepat tengah hari, kami sampai.
Di Kepurun, Bumi Perkemahan yang akan berbagi kenangan. Lalu kami mendirikan
tenda untuk tempat tinggal kami. Blok 15 adalah tenda dengan sejuta kenangan. Seperti
halnya perkemahan, kamu dituntut untuk mandiri. Memasak makanan instan yang
kurang menyehatkan. Blok perkemahan kami memang bersebrangan dengan blok
perkemahan cucunya adam, jadi mau gimana lagi, kami harus saling berbagi
makanan.
Belum selesai, malam itu malam
pada tanggal 2 April 2014 kami dikumpulkan di lapangan, untuk mengikuti
serangkaian PTA (penerimaan tamu Ambalan). Disana para Sangker (sangga kerja)
mencari kesalahan yang tersembunyi di diri kami, atribut lah, bet kurang
lengkap, kesopanan, hingga berakhir dengan kaum hawa yang mempunyai penyakit
asma disuruh Push-up, ini benar-benar mencekam. Ocan salah satu cowok-cowokku
di kelas XB tidak terima dengan perlakuan yang dilakukan oleh kakak kakak
pramuka, yah dan terjadilah keributan dan berakhir dengan renungan. Ada salah
satu temanku yang menyatakan bahwa ia tidak suka pramuka karena tidak mau rekoso.
Rampunglah ceritaku yang terjadi pada 2 April 2014.
Pagi yang cerah, pagi menjadi
milik 3 April 2014. Tadi malam memang sangat mengasyikan, hingga akhirnya turun
hujan. Kami Ambalan ratnaningsih akhirnya diungsikan di aula untuk sementara. Rutinitas
pagi hari ini adalah, tadabur alam, kita akan berkeliling menyusuri daerah bumi
kepurun. Sanggaku yang diketuai oleh icha sudah melancong mengisi setiap pos
yang diberikan dari sangker. Acara kedua adalah, penyisihan babak FKR untuk
maju di jenjang api unggun nanti. Kami sangga perintis C memang belum siap
untuk maju dalam babak penyisihan ini, tapi ya gimana kita harus tetep mauju,
tak seperti sangga Vivi.
Okeeh, singkat cerita,singkat
waktu dan sampai di hari ke 3 pada tanggal 4 April 2014, jadih, kegiatannya adalah
serangkaian lomba yang melelahkan, dari mulai tarik tambang,sampai futsal.
Lalu jalan lagi ke Api Unggun,
disana semua finalis yang lolos pada babak penyisihan akan ditampilkan disiini,
di malam puncak api unggun. Kita berkumpul di sebuah lapangan samping
secretariat dan memulai kebersamaan dan berbagi kenangan. Disana, memang rasa
lelah selalu mengganggu, selalu menghantui, dan disana aku hampir saja tertidur
(memang sudah tertidur sih)hehe..
Tapi saya akui malam api unggun
tidak semuanya saya nikmati.
Lalu paginya pada hari 5 April,
hari terakhir kami semua memang malas sekali untuk bangun, akan tetapi itulah
yang menjadi moment paling saya ingat di Kepurun. Lalu lagi, kami packing dan
membersihkan tempat dimana dulu kami membangun tendaJ. Setelah upacara penutupan,
rasanya saya masih ingin disana, rasanya berlalu sangat cepat, hingga akhirnya
kami kembali ke Mansa.
Untukmu kepurun, untukmu blok 15.
Terimakasih telah mengukir kenangan kamiJ